Parotitis merupakan kondisi peradangan yang terjadi pada kelenjar parotis, yaitu kelenjar air liur terbesar dalam tubuh. Kelenjar ini terletak sebelum telinga dan di belakang rahang bawah. Parotitis biasanya disebabkan oleh infeksi virus, terutama virus parotitis yang sering disebut juga sebagai virus gondong atau virus kusma.
Parotitis biasanya disebabkan oleh virus parotitis yang dapat menyebar melalui kontak dengan orang yang terinfeksi, batuk, bersin, atau menggunakan benda yang terkontaminasi oleh virus. Selain itu, faktor risiko lainnya termasuk kurangnya kebersihan, penurunan daya tahan tubuh, dan lingkungan yang tidak sehat.
Beberapa tanda dan gejala yang sering terjadi pada penderita parotitis meliputi pembengkakan kelenjar parotis pada satu sisi wajah atau keduanya, nyeri atau sakit pada kelenjar parotis yang terasa semakin buruk saat mengunyah atau saat mengonsumsi makanan yang asam atau manis, serta demam dan hilangnya nafsu makan. Selain itu, beberapa penderita juga dapat mengalami kesulitan dalam mengunyah dan menelan makanan, serta mengeluhkan rasa sakit atau tinnitus pada telinga.
Pada kasus yang lebih serius, parotitis dapat menyebabkan komplikasi seperti penyebaran infeksi ke area sekitar kelenjar parotis, yang kemudian dapat mempengaruhi kelenjar air liur lainnya seperti kelenjar submandibula dan sublingual. Komplikasi lain yang mungkin terjadi termasuk peradangan pada testis pada pria dewasa yang dapat menyebabkan nyeri pada skrotum atau masalah kesuburan, serta peradangan pada ovarium atau payudara pada wanita. Parotitis juga dapat berdampak pada sistem saraf, yang dapat menyebabkan meningitis atau encefalitis.
Dalam kesimpulan, parotitis merupakan kondisi peradangan pada kelenjar parotis yang umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Tanda dan gejala parotitis meliputi pembengkakan kelenjar parotis, nyeri saat mengunyah, demam, serta kesulitan dalam mengunyah dan menelan. Parotitis juga dapat menyebabkan komplikasi serius seperti infeksi menyebar ke area sekitar, peradangan pada organ reproduksi, dan bahkan dampak pada sistem saraf. Penting untuk menjaga kebersihan diri dan memiliki gaya hidup yang sehat guna mencegah terjadinya parotitis.
Dalam upaya menegakkan diagnosis parotitis, dokter melakukan pemeriksaan fisik yang melibatkan evaluasi gejala yang terkait dengan kondisi ini. Dokter akan memeriksa area kelenjar parotis yang terletak di depan telinga. Pemeriksaan ini mencakup penilaian ukuran kelenjar, kemerahan kulit di sekitarnya, serta mengukur tingkat kepekaan saat kelenjar ditekan.
Pada tahap ini, dokter dapat menggunakan pemeriksaan laboratorium sebagai alat bantu untuk mendiagnosis parotitis. Tes darah dilakukan untuk mengevaluasi kemungkinan adanya infeksi. Hal ini dilakukan dengan mengukur jumlah sel darah putih sebagai indikator respons imun tubuh terhadap infeksi. Selain itu, dokter juga dapat memeriksa cairan dari kelenjar parotis untuk mengetahui adanya bakteri atau virus penyebab infeksi.
Pemeriksaan radiologi seperti CT scan atau MRI dapat dilakukan untuk melihat kondisi kelenjar parotis secara mendetail. Metode ini membantu dokter dalam mengidentifikasi adanya abses atau pembengkakan yang lebih serius dan membutuhkan penanganan medis yang lebih lanjut.
Terdapat metode diagnostik lain yang mendukung pembuatan diagnosis parotitis, seperti ultrasonografi. Metode ini menggunakan gelombang suara untuk menciptakan gambaran kelenjar parotis yang membantu identifikasi peradangan, penyumbatan saluran air liur, atau pembesaran kelenjar.
Dalam menegakkan diagnosis parotitis, dokter mempertimbangkan hasil dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, dan metode diagnostik lainnya. Hal ini membantu dokter dalam membuat keputusan terkait pengobatan dan penanganan yang tepat bagi pasien yang mengalami masalah parotitis.
Pengobatan Parotitis – Bab 3
Metode pengobatan parotitis yang tidak melibatkan intervensi medis adalah dengan melakukan terapi konservatif. Terapi ini bertujuan untuk mengurangi peradangan kelenjar parotis dan meredakan gejala yang timbul tanpa menggunakan obat-obatan khusus.
Pengobatan parotitis menggunakan antibiotik dapat dilakukan apabila infeksi bakteri menjadi penyebab utama penyakit ini. Penting untuk mengikuti rekomendasi dokter dan mengonsumsi antibiotik sesuai dengan dosis yang telah ditentukan agar dapat membantu mengatasi bakteri penyebab infeksi.
Pilihan pengobatan parotitis dalam kasus yang lebih serius adalah melalui intervensi bedah. Prosedur bedah umumnya melibatkan pengangkatan batu pada kelenjar parotis atau pengosongan abses yang terbentuk. Tindakan ini harus dilakukan oleh ahli bedah berpengalaman agar mendapatkan hasil yang optimal.
Selama proses bedah, luka operasi akan terbentuk. Oleh karena itu, perawatan luka tersebut sangat penting untuk memastikan proses penyembuhan berjalan dengan baik. Pasien perlu menjaga kebersihan luka, mengganti perban secara teratur, dan mengikuti petunjuk dokter mengenai perawatan pasca operasi.
Pencegahan Parotitis
Pencegahan parotitis dimulai dengan melakukan vaksinasi yang tepat. Dengan mengikuti jadwal vaksinasi MMR (Measles-Mumps-Rubella) yang disarankan oleh ahli medis, Anda dapat mengurangi risiko terkena parotitis secara signifikan.
Menghindari sentuhan langsung dengan individu yang terinfeksi parotitis dan menjaga kebersihan merupakan faktor penting dalam pencegahan. Rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum makan dan setelah menggunakan toilet dapat efektif mengurangi risiko terinfeksi virus penyebab parotitis.
Tubuh yang sehat memiliki daya tahan yang lebih baik dalam melawan serangan virus, termasuk parotitis. Mengonsumsi makanan bergizi, mendapatkan istirahat yang cukup, dan berolahraga secara teratur dapat meningkatkan daya tahan tubuh Anda. Pastikan untuk menjaga kebugaran tubuh agar tetap prima dan mampu memberikan perlindungan maksimal terhadap penyakit parotitis.
Jika ada individu yang didiagnosis menderita parotitis di sekitar Anda, sebaiknya hindari kontak langsung dengan orang tersebut. Tidak berinteraksi secara fisik dengan penderita akan mengurangi risiko penularan virus tersebut. Selalu jaga jarak agar dapat mencegah penyebaran parotitis kepada diri Anda dan orang lain.